Tanda dan Penyebab terjadinya Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi, serta pengobatan alternatifnya


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg (The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC). Penyakit hipertensi berjalan dengan perlahan dan mungkin tidak dirasakan sampai menimbulkan kerusakan organ yang bermakna. Semakin tinggi tekanan darah semakin besar resiko terhadap kerusakan organ tersebut (Price, 2012).
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dan gangguan ginjal. Menurut JNC VII Report 2003, diagnosis hipertensi ditegakkan apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang berbeda (Indrayani, 2009).
Menurut laporan Kemenkes (2013), bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, dimana proporsi kematiannya mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 25,8%. Penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya 4% yang hipertensi terkendali. Hipertensi terkendali adalah mereka yang menderita hipertensi dan mereka tahu sedang berobat untuk itu. Sebaliknya sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi, sehingga mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat.

Penyebab :
1. Penyakit ginjal
2. Pemakaian obat kimiawi
3. Gangguan jantung
4. Karena faktor keturunan
5. Karena pengaruh lingkungan yang keras
Tanda-tanda awal :
1. Selalu pusing dan sakit kepala
2. Rasa pegal-pegal dan tengkuk kaku
3. Limbung telinga berdenging
4. Berdebar-debar detak jantung terasa cepat
Hipertensi yang kronis biasanya diikuti dengan penyakit lain seperti rematik, kolesterol tinggi, kencing manis, dan sebagainya.
Perawatan :
1. Hindari ketegangan hidup
2. Pantang makan daging kambing, durian, alpukat, alkohol
3. Hindari makanan yang terlalu asin
4. Hindari rokok dan kopi
5. Memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa diobati dengan tumbuh tumbuhan alami, sehingga lebih aman dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Berikut adalah beberapa tips dalam mengobati tekanan darah tinggi menggunakan bahan alami


Baca juga  :


1. Ambillah daun seledri lima batang, cuci sampai bersih menggunakan air, tumbuk dan tambahkan air satu gelas, saring agar memisahkan air dengan ampasnya. Minuman ini dapat diminum dua kali sehari
2. Ambillah lobak, parut dan disaring kemudian diambil airnya, kemudian dapat diminum saat pagi dan sore hari.


3. Kunir diparut dan disaring diambil airnya dan dapat ditambahkan dengan gula Jawa atau gula batu, dapat juga dengan madu lebah asli. Minumlah pagi dan sore hari
4. Buah pace yang sudah masak diperas dan disaring airnya kemudian ditambahkan dengan madu. Diminum saat pagi dan sore hari.

Beberapa tips diatas bisa diterapkan salah satu sesuai dengan kebutuhan atau ketersediaan bahan disekitar anda.





Sumber :
LEMBAGA PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN. 2000. PEMANFAATAN TUMBUHAN ALAMI UNTUK KESEHATAN dan PENGOBATAN ALTERNATIF. Semarang : LP3L Jaya - Madani – Semarang
Almina Rospitaria Tarigan, Zulhaida Lubis, dan Syarifah. 2018. PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI DI DESA HULU KECAMATAN PANCUR BATU TAHUN 2016. Jurnal Kesehatan. Vol 11 (1). Hal 9-17
Linda. 2017. FAKTOR RISIKO TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI. Jurnal Kesehatan Prima. Vol 11 (2). Hal. 150-157

No comments for "Tanda dan Penyebab terjadinya Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi, serta pengobatan alternatifnya"